9.10.2012

Spot Sakral Saya di Solo part.1

          Spot sakral bukan seperti kebanyakan tempat yang ketika orang mendengar kata “sakral” langsung menyangka tempat yang wingit, angker, berhantu. Sakral lebih dari kedengarannya. Sakral punya arti lebih sakral dari pada kata “sakral” itu sendiri. Suatu tempat yang punya ikatan batin dengan kita. Mungkin karena sering datang atau sesuatu seperti intuisi yang kemudian menasbihkan tempat itu sebagai tempat sakral. Yang pasti setiap saya datang di tempat-tempat yang nantinya tersebut, ada perasaan bertanggung jawab, ikatan batin, dan setiap apa yang dilakukan di tempat-tempat itu adalah perlakuan paling khusyuk yang bisa saya berikan.

Jembatan Penyebrangan Sriwedari
Tempat ini adalah tempat dimana saya melangsungkan puncak ritual. Tengah malam, lampu kota, perspektif, semua seperti kombinasi dahsyat dan ditambah semua komponennya terlihat dari atas.




Pernah suatu waktu saya dan Simbah melangsungkan ritual seperti biasanya. Kita start jam 23.00 dan berakhir lima jam berikutnya. Tempat ini seperti punya nuansa spiritual yang apabila orang berada di sini saat yang lain tengah tidur lelap, pikiran mereka benar-benar bebas. Jelas, saya dan Simbah membicarakan tentang persoalan antar manusia, dengan Tuhan, semua terbahas sespirituil mungkin.
Jujur, itu kali pertama saya sangat merasa melakukan obrolan yang berkualitas. Anyway, thanks so much Simbah.

Warung Mbok Dwi
Ini warung bukan sembarang warung. Warung ini yang melahirkan ratusan candaan yang kata orang bisa dipakai sebagai obat awet muda. Saya juga sering ngutang. Bahkan, kadang-kadang Mbok Dwi saya anggap ibu sendiri, dan makan di sana saya anggap makan di rumah sendiri. Ambil piring, sendok, nasi, sayur, makan, kenyang, terus pulang. Sampai kos baru ingat kalau ada yang kurang. Benar, bayar.






documentation by: Adil and Bu'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar