4.17.2012

Jendela


           
Sempit atau lebar dunia tergantung dari ulah manusianya. Ya ulah, termasuk tak melakukan apa-apa, membatu di pojok kamar berdinding hanya beberapa meter persegi. Lama sekali gagu, hanya bicara tentang mana yang benar dan mana yang salah, itupun pakai bahasa asing.
Lalu setelah bosan membayangkan lebar dunia, saatnya mendayakan indera.

           Pernah sesekali aku mengumpat halus, “bosan aku dengan mata dibatasi tembok-tembok persegi seperti ini”. Lalu suara halus yang mengerak di otak menyahut, “Kenapa tak digambari jendela saja? Bergaya Islandia dengan danau dan bukit, dan intipan matahari dari sela-sela batuannya”.