8.13.2013

epik

Bagai ramayana, Rama pasti senang jutaan orang menjodohkannya dengan Sinta.


Bagaimana seandainya Rama dan Sinta lama berpisah, sangat lama, mungkin karena Sinta dipingit oleh ayahandanya. Lalu di pagi yang cerah Sinta mencuri waktu mengirim surat untuk kesediaannya bertemu dengan Rama. Tentu saja di benak Rama ada jutaan kata puitis membalut romansa yang terpendam lama dan akan membabi buta keluar saat bertemu dengannya.


Di penghujung sore yang cerah, akhirnya mereka bersua. Namun, dirasa Rama romansa hilang lenyap. Ada yang tiba-tiba habis. Berubah. Rama bahkan tiada tahu apa itu yang berubah. Padahal semua wajar seperti dulu. Gaya bicara, tingkah polah, segala macam.


"Rama berubah, Sinta tetap. Rama tetap, Sinta berubah. Rama berubah, Sinta berubah"


Lalu jutaan orang berpikir sepuluh kali untuk menjodohkan lagi Rama dengan Sinta.


8.07.2013

pra-sangka



Saya memang biasa mendengar orang-orang ini bicara. Mereka bicara tentang halaman rumah Pak Rohmadi yang berserakan karena saking malasnya dia. atau Bu Rojiah, janda yang keblinger karena akhir-akhir ini selalu pulang larut malam.


Pak Rohmadi anak tunggal. Bapak-ibunya sakit keras, istrinya meninggal tahun lalu. Ia juga harus menghidupi tiga anaknya yang masih sekolah sehingga tak ada waktu baginya mengurusi pekarangan.


Bu Rojiah beberapa hari lalu memang pulang lebih larut dari biasa. Ia terpaksa cari nafkah tambahan untuk menebus anak semata wayangnya yang harus meringkuk di sel polisi. Ia bekerja di sebuah pabrik kapas dan selalu ambil shift malam karena siangnya ia harus membuka warung pecelnya.