![]() |
sumber gambar: forum.cubizon.com |
Hari ini dan beberapa waktu lalu orang heboh berbicara
mengenai kemajuan Indonesia. Orang-orang mulai bekerja dengan cara mereka
masing-masing. Pondasi dari semuanya tentu satu, berbuat sesuatu yang berguna
bagi orang lain. Iya orang lain, karena cukup sudah memikirkan diri sendiri.
Saatnya memikirkan Indonesia beserta 200 juta jiwa di dalamnya.
Kabar baiknya, anak muda mulai peduli dengan negara ini.
Orang-orang mulai menyisihkan sebagian besar pikirannya untuk kesejahteraan
orang lain. Di Bandung misalnya, muncul anak-anak muda dengan berbagai industri
kreatifnya. Mereka melakukan terobosan inovasi yang, mmm jika ditilik jauh ke
dalam isinya tak hanya melulu tentang profit, tapi juga bagaimana mereka bisa
menghidupi karyawannya. Berbagi, that’s the point!
Tahun 2013, Indonesia menjadi negara dengan UKM terbanyak dengan pemasukan terbanyak pula di Asia Tenggara.
Hal yang mustahil diraih hanya dengan berpangku tangan, tanpa ambisi dan
keinginan memperbaiki. Dari berbagi, semua menggelembung jauh lebih besar dan
semakin membesar menuju wangi Indonesia. Iya, Indonesia.
![]() |
sumber gambar: hoolaballa.blogspot.com |
Pernah pula terdengar cerita mengenai anak muda usia 20-an
yang berhasil menggelar pameran produk budaya Indonesia di UK. Tak tanggung-tanggung,
pemerintah setempat bahkan bersedia menyediakan belasan taksi yang bebas dihias
dengan aksen budaya Indonesia. Bayangkan satu kota penuh dengan aksen wayang,
batik, dan tulisan Indonesia. Bayangkan kemeriahannya saat ribuan orang dan
riuh tepuk tangan memadati area pameran!
Lain lagi dengan salah satu usaha di Solo yang membuat
hiasan wayang. Pasarnya luar negeri. Embassy negara sana-sini memesan hiasan wayang
darinya. Mereka menempelnya di satu tempat yang kemungkinan besar ratusan
bahkan ribuan orang datang melihat. Karya si empunya ini pun sering dipakai
hadiah untuk teman, kerabat, handai taulan, yang ada di luar negeri. Indonesia
pun ada di mana-mana karenanya. Ketika orang melihat hiasan itu, apa mereka
berpikir “Oh si itu pasti yang membuat”? Oh saya pikir tidak. Yang ada
dipikiran mereka pastilah “Keren ya, Indonesia punya budaya seperti ini!”. WOW!
Maka jangan kaget ketika nama Indonesia tak seasing dulu,
tak kalah pamor dengan Bali maupun Lombok. Poin dari semua ini adalah untuk
Indonesia yang jauh, sangat jauh, lebih baik. Lalu semua kembali ke jalan yang
dipilih masing-masing untuk membuat bangga pendahulu kita di sana. Pilih salah
satu jalan, lalu pusatkan semua energi di sana. Tentu kalau sendiri tak akan
mampu, tapi kalau 200 juta jiwa, bisa bisa satu Eropa banjir dengan kenangan
manis akan negeri tercinta ini. Semoga. Amin.