10.11.2012

ami



"Kenalkan! Semuanya, ini kedua teman baikku! Teman baikku, ini semuanya!"

      Aku panggil yang pertama, baik. Walaupun sebenarnya tidak ada yang pertama, kedua atau ketiga. Kita sama. Tentang temanku si baik, banyak yang aku tahu tapi sedikit yang bisa dideskripsikan dengan huruf alfabet. Wajahnya tidak jelek untuk ukuran anak muda. Hanya saja ia selalu mengenakan kemeja garis lengan panjang. Aku tak tahu dia punya berapa kemeja. Mungkin banyak, karena setiap kali kita lakukan ritual itu ia pasti tengah mengenakan kemeja garis lengan panjang. Satu lagi, buruk. Wajahnya juga tak jelek untuk ukuran anak muda. Ia selalu kenakan kaos tanpa kerah. Warnanya selalu putih. Entah aku juga tidak tahu kenapa ia selalu kenakan kaos putih. Mungkin ia juga punya banyak. Sedikit mengenai si buruk, ia selalu membuka perbincangan. Seperti kemarin saat kita berbincang seperti biasa, si buruk membuka pembicaraan mengenai awan tebal aneh yang muncul hari sebelumnya. Ia menduga itu adalah asap UFO. Si buruk memang selalu mengaitkan sesuatu dengan hal-hal yang tidak masuk akal, tapi menyenangkan. Ya, ritual itu juga si buruk yang mengusulkan. Dan malam ini seharusnya kami bertiga sudah duduk membentuk segitiga di puncak bukit yang ada di tengah kota. Aku, baik, dan buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar