6.10.2011

Negeri Dongeng Bernama Gunung Nglanggeran

Gunung Kidul, Yogyakarta


Gunung Nglanggeran jarang sekali terdengar oleh orang-orang yang gemar berpetualang. Walaupun tingginya hanya seperlima dari Gunung Merapi, Gunung Nglanggeran menawarkan pesona bak di negeri dongeng yang menakjubkan.

Tenda tergulung rapi di pangkuan, seabrek peralatan makan telah nyaman berada di tas, pertanda perjalanan pendakian Gunung Nglanggeran siap dilakukan. Gunung yang termasuk gunung berapi purba di D.I. Yogyakarta ini berdiri menjulang 700 meter dari permukaan laut. Puncaknya merupakan puncak tertinggi di Kabupaten Gunung Kidul.
Senja itu, Senin (30/5), gerimis reda tapi aspal masih terlihat basah oleh gerimis. Perjalanan ke Gunung Nglanggeran berlanjut ditemani intipan matahari dari balik mendung. Sesekali motor berhenti untuk sekedar mengisi bahan bakar atau membeli parafin. Gunung Nglanggeran dapat ditempuh kurang lebih satu jam dari Kabupaten Klaten.
Petugas menyambut tepat di kaki gunung, start pendakian. “Gunung ini memang gak tinggi, tapi medannya asik, Mas,” ujar salah seorang petugas di base camp. Setelah membeli tiket masuk malam Rp 5.000,00 per orang dan biaya parkir Rp 1.000,00 per motor, pendakian dengan jalan kaki siap dilakukan. Kami berempat tidak lupa melakukan ritual kecil sebelum pendakian, berdoa meminta keselamatan pada Yang Maha Kuasa.

Perjalanan Pendakian
Diawal pendakian kami sudah dikejutkan oleh medan yang benar-benar indah. Batu-batuan besar di kanan dan kiri, jalan curam, bahkan jalan diantara dua gunung batu selebar satu meter harus dihadapi. Sesekali tali dan tangga yang sengaja dipasang petugas membantu pendakian di jalan yang menanjak. Hanya satu dua kali istirahat dilakukan mengingat surya hampir tenggelam dan malam siap menggantikan.
Setelah dihiasi kejadian salah jalan dan terjebak di antara tanaman berduri, perjalanan kurang dari dua jam ini sampai di puncak. Kami sedikit turun di tempat yang lebih datar untuk mendirikan tenda.
Jutaan bintang terlihat sepadan dengan lampu kota Yogyakarta yang terlihat berkerlip dari atas gunung. Suara hewan malam mengiringi perbincangan ringan di depan api unggun. Setelah puluhan kali takjub dan mensyukuri karya Tuhan, akhirnya lelap tak kuasa ditangkis. Kami istirahat, bersiap melihat sunrise megah keesokan harinya.

Sunrise di negeri dongeng
Selasa (31/5) subuh hari kami bangun. Diawali dengan ibadah, sarapan mie instan dan secangkir kopi susu, kami mulai berkemas. Menggulung tenda dan mengumpulkan sampah plastik untuk dibawa turun dan dibuang di bawah menjadi kegiatan selanjutnya. Sampah plastik memang berpeluang besar merusak ekosistem apabila dibiarkan berserakan, apalagi di alam seasri Gunung Nglanggeran.
Perjalanan kembali dilakukan menuju puncak tertinggi Gunung Nglanggeran yang tinggal beberapa meter. Setelah sampai di puncak, tidak berapa lama matahari mulai nampak. Gunung bebatuan yang ditumbuhi lumut menjulang di depan mata. Gunung yang tepat berhadapan dengan puncak Gunung Nglanggeran terlihat megah tersiram cahaya matahari. Awan yang mengelilingi membuatnya nampak seperti imajinasi di negeri dongeng.
Setelah mengabadikan semua imajinasi nyata ini, kami turun gunung. Pagi dingin bukan masalah karena semangat kembali menyala setelah melihat tempat menakjubkan di waktu yang menakjubkan. Bebatuan tinggi menjulang yang kurang tertangkap indera saat pendakian menjadi nampak jelas. Jutaan semut hutan berbaris rapi di jalan setapak, bunga-bunga terlihat di kiri-kanan menambah pesona perjalanan turun. Waktu turun memang selalu lebih cepat, hanya butuh kurang lebih separuh dari waktu perjalanan mendaki. Sebelum jam 07.00 WIB kami sudah sampai di base camp, tempat para petugas yang ramah menyambut.

Alternatif pendakian
Gunung yang menyimpan pesona yang luar biasa ini bisa menjadi alternatif pendakian bagi orang-orang yang menyukai petualangan. “Setiap malam minggu biasanya ramai, Mas. Apalagi akhir-akhir ini hujan jarang turun,” ujar salah satu petugas sambil melipat tangannya karena kedinginan. Dia melanjutkan walaupun banyak yang mendaki gunung ini, sebagian besar hanya orang-orang yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya. “Besar harapannya agar ke depan pemerintah bisa lebih memasarkan gunung ini (Gunung Nglanggeran) sebagai obyek wisata andalan Yogyakarta,” tutupnya sambil melempar senyum.rbp


medan yang memukau:


di tenda:


puncak dan negeri dongeng:

(cengik doc.)